Sabtu, 24 Mei 2014

Contoh makalah Filsafat ilmu



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Dalam arti luas, manusia merupakan makhluk ciptaan tuhan yang memiliki kekurangan kelebihan. Islam menegaskan bahwa manusia itu pada dasarnya baik. Pelihara saja dasar itu, tidak usah ditambahi dan dikurangi. Meminjam istilah Dante Alegieri dalam bukunya Divina Comedia, menurut Islam manusia itu dilahirkan dalam fitrah yang suci. Sehingga seorang bayi, hidup dalam alam paradiso (kalau mati dalam Islam dianggap langsung masuk ke surga).
Bayi yang tumbuh pelan-pelan menjadi dewasa ini lalu tergoda, karena tarikan kehidupan dunia, sehingga sedikit demi sedikit ia masuk ke alam inferno: “neraka dunia” (metafor untuk mereka yang menjauhi diri dari suara hatinya yang suci). Karena dosa hatinya pun menjadi kotor. Kemudian dalam suatu keadaan yang disebut penyucian, seorang manusia dilatih kembali untuk lepas dari inferno-nya, dari neraka dirinya. Inilah proses ke alam purgatorio, alam pembersihan diri, dimana dari sini akan terbuka kembali alam kefitrahannya, yang pada dasarnya setiap manusia dilahirkan dalam kefitrahan ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1        Bagaimana bayi manusia lahir tanpa kemampuan ?
1.2.2        Bagaimana peran orang tua untuk perkembangan anaknya ?
1.2.3        Bagaimana cara berfikir pada anak ?
1.2.4        Bagaimana perbedaan pencapaian taraf perkembangan kecerdasan ?

1.3  Tujuan
1.3.1        Agar mahasiswa dapat memahami bagaimana bayi manusia lahir tanpa kemampuan.
1.3.2        Agar mahasiswa dapat peran sebagai orang tua penting untuk perkembangan anak
1.3.3        Agar mahasiswa dapat mengetahui cara-cara berfikir pada anak
1.3.4        Agar manusia dapat mengetahui perbedaan pencapaian taraf perkembangan kecerdasan pada anak.

1.4  Manfaat
Adapun manfaat yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini adalah :.
1.4.1        Agar mahasiswa dapat mengetahui bahwa manusia tidak ada yang sempurna.
1.4.2        Agar mahasiswa dapat lebih mengerti akan kehidupan yang akan dijalani.



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bayi Manusia Lahir Tanpa Kemampuan
            Seluruh bayi yang lahir ke dunia ini tidak membawa apapun. Bayi lahir tanpa benang selembarpun, tanpa pakaian. Tak bisa berbuat banyak, selain menangis dan menggerakkan anggota tubuhnya dengan penuh kelemahan. Bayi lahir penuh ketidak berdayaan. Tak memiliki kaki yang kuat untuk segera melangkah dan berlari serta tak pula punya tangan yang cukup kuat untuk mengangkat benda.
            Bayi lahir dengan kesederhanaan nafsu dan kesahajaan keinginan. Tak ada ambisi untuk memiliki uang banyak, tak ada ambisi untuk meraih jabatan apapun dan tak ada keinginan untuk tampil mewah. Bayi tak bisa sombong, karena ia dilahirkan tanpa kemampuan untuk bertindak sombong dan tak ada yang bisa di sombongkan.
            Bayi dilahirkan tanpa membawa apa-apa, dan ia pun akan kembali kepada Sang Maha Pencipta tanpa membawa apa apa juga. Jadi buat apa kita sombong terhadap apa yang sudah kita raih. Harta yang banyakkah yang kita sombongkan ? kekuasaan yang tinggikah yang membuat hati kita tinggi ? semua ini asalnya tidak ada. Hanya sebab izin Allah saja semua hal bisa terjadi. Kematian akan memisahkan kita semua dari apapun yang ada di bumi ini. Kita akan kembali dengan kesederhanaan sebagimana kita dilahirkan.
            Bayi yang baru lahir terlihat seperti mahluk lemah yang tidak berdaya namun di balik itu ternyata bayi memiliki kemampuan yang tidak di miliki oleh orang dewasa pada umumnya.
  1. Cepat belajar
            Hampir setiap hal yang dialami bayi akan diingat secara permanen dengan cara membentuk sinaps atau sambungan antar sel otak. Pada saat bayi berusia 3 tahun, telah terbentuk sekitar 1.000 triliun sambungan di otaknya atau 2 kali lebih banyak dibandingkan yang dimiliki orang dewasa.



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgnh_YtwMwAOqkLtGtos-3g0DZCqNd7J6PEnhe7N03U1_ed1fweJgqWnBPd5F9St95WpBkKTr5_B_A_uP9cP00iTBdqGnZh5JkrOy05iqWR93SWX53qVvfY8jsddjoczZAuvzgjokY29gU/s400/science-brain-cell-development.jpg
 









2.      Lebih dapat memahami mekanika kuantum
            Mekanika kuantum atau hukum aneh yang mengatur pergerakan partikel dasar sangatlah membingungkan. Pengalaman mengenai realitas yang ditemui sehari-hari membuat manusia sulit memahami mekanika kuantum.  Namun bayi yang baru lahir belum terbiasa dengan realitas apapun, dan dengan demikian merupakan satu-satunya makhluk hidup yang dapat secara intuitif memahami mekanika kuantum.
http://www.dailydadvice.com/uploaded_images/peekaboo_smurfs-779753.jpg            Sampai usia 3 bulan atau lebih, bayi tidak memiliki pemahaman bahwa benda hanya bisa berada di satu tempat pada satu waktu. Sebelum usia itu, eksperimen dan permainan seperti 'Ciluk Ba' menunjukkan bahwa bayi berpikir objek yang tersembunyi bisa ada di mana saja. Hal ini merupakan petunjuk mengenai intuisi bayi dalam memahami mekanika.











3.      Mengenali irama
            Semua bayi dilahirkan memiliki sensasi untuk merasakan irama. Hal ini ditunjukkan oleh penelitian tahun 2009 di mana tim peneliti di Eropa memainkan drum secara berirama kepada bayi berusia 2 - 3 hari. Iramanya sesekali berdetak kencang, kemudian beberapa kali memainkan irama yang mengganggu dan pada suatu waktu berhenti.
            Elektroda yang menempel pada kulit kepala bayi mengungkapkan bahwa otak bayi merespons irama ini. Hal ini mengindikasikan bahwa harapannya untuk mendengar irama terganggu dan bisa merasakan irama secara tajam.
            Para peneliti berpendapat, mungkin detak jantung ibu mengajarkan irama kepada bayi sewaktu di dalam kandungan. Para ilmuwan kemudian beranggapan bahwa bayi dapat mempelajari makna perkataan orangtua serta mempelajari bahasa hanya dari iramanya saja.


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgwGvMDt554HQ8i5EKiDGl0tXia4GvdDWPLlubOdb0IBiKS3hx18U3_RNp8pPfunsV01tz5FUYmhGO9Wfry5zo8CjKI0MB0CEjVyp1Xyj1xf1qj2Tsg1XPh_btwuFB_rfaGlcouN-ICQB2F/s400/baby-songs-2.jpg
 
                                                                                              








4.      Menjadi lucu
            Bayi menjadi lucu bukan tanpa alasan. Semua bayi dilahirkan lucu untuk menggugah insting melindungi dari orang dewasa. Dalam penelitian yang dipublikasikan tahun 2011 lalu, tim psikolog dari Cina dan Kanada menemukan bahwa bayi dinilai lebih imut dan lucu dibanding anak-anak. Tingkat kelucuan ini akan turun saat bayi menginjak usia 4 tahun. Pada bayi, penampilan yang lucu ini benar-benar masalah hidup dan mati.

2.2 Anak Perlu Bantuan Orang Tua Untuk Berkembang
            Anak-anak pada dasarnya rentan akan segala yang terjadi di sekitar mereka, karena itu sedapat mungkin selalu menjaga anak Anda dalam lingkungan yang aman. Pembinaan yang baik dari orang tua sangat berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
            Tumbuh kembang anak terdiri dari beberapa tahap, dan harus selalu diingat bahwa masing-masing anak mengalami tingkat perkembangan yang berbeda-beda untuk setiap tahapnya. Salah satu kebahagiaan terbesar menjadi orang tua adalah mempunyai kesempatan menyaksikan anak-anaknya tumbuh. Menyaksikan anak-anak tumbuh itu menyenangkan, tapi kadang-kadang juga mengkhawatirkan.
            Kasih sayang ibu dan perhatian dari ayah akan menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan anak yang baik. Berikut adalah beberapa poin yang akan membantu Anda dalam meningkatkan tumbuh kembang anak Anda, Peran kedua orang tua dalam mewujudkan kepribadian seseorang :
1.    Kedua orang tua harus mencintai dan menyayangi anak-anaknya. Ketika anak-anak mendapatkan cinta dan kasih sayang cukup dari kedua orang tuanya, maka saat mereka terkena masalah di dalam atau di luar kehidupan atau lingkungan keluarga, mereka bisa mengatasinya dengan baik karena ada dukungan kasih sayang dan cinta dari kedua orangtuanya.
2.    Kedua orang tua harus menjaga ketenangan lingkungan rumah dan menyiapkan ketenangan jiwa anak-anak. Hal ini dapat membantu anak menjadi lebih kreatif dan berfikir secara dewasa, logis dan bijaksana. Karena lingkungan berdampak besar terhadap siklus perkembangan anak.
3.    Saling menghormati antara kedua orang tua dan anak-anak. Saling menghormati artinya dengan mengurangi kritik dan pembicaraan negatif berkaitan dengan kepribadian dan perilaku mereka serta menciptakan kasih sayang dan keakraban, dan pada waktu yang bersamaan kedua orang tua harus menjaga hak-hak mereka yang terkait dengan diri mereka dan orang lain. Kedua orang tua harus bersikap tegas supaya mereka juga mau menghormati sesamanya.
4.    Mewujudkan kepercayaan. Menghargai dan memberikan kepercayaan terhadap anak-anak berarti memberikan penghargaan dan kelayakan terhadap mereka, karena hal ini akan menjadikan mereka maju dan berusaha serta berani dalam bersikap. Kepercayaan anak-anak terhadap dirinya sendiri akan menyebabkan mereka mudah untuk menerima kekurangan dan kesalahan yang ada pada diri mereka. Mereka percaya diri dan yakin dengan kemampuannya sendiri. Dengan membantu orang lain mereka merasa keberadaannya bermanfaat dan penting.
5.    Mengadakan perkumpulan dan rapat keluarga. Hal ini dimaksudkan agar ada keterkaitan atau hubungan lebih khusus antara orangtua dan anak. Momen ini juga bisa di gunakan untuk saling tanya jawab, bercerita tentang masalah atau kejadian yang menarik bagi diri anak maupun orangtua. Seperti sesi curhat. Hal ini juga bisa lebih mendekatkan hubungan orangtua dan anak. Psikis yang di terima oleh anak pun menjadi bagus dari pada tidak mengadakan perkumpulan keluarga sama sekali.
2.3              Cara berfikir pada anak
            Anak memiliki cara berfikir yang berbeda-beda, dari perbedaan itu memiliki beberapa tahap perkembangan berfikir pada anak antara lain :
  1. Periode I: Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
            Bayi mengorganisasikan skema tindakan fisik mereka seperti menghisap, menggenggam, dan memukul untuk menghadapi dunia yang dihadapi di depannya. Tahap pertama ini memiliki karakteristik ketiadaan bahasa. Pada akhir tahap ini, anak mengembangkan konsep object permanence.
  1. Periode II:Tahap Praoperasional (2-7 tahun)
            Anak-anak belajar berfikir menggunakan simbol-simbol, dan pencitraan batiniah. namun pikiran mereka masih tidak sistematis dan tidak logis. pikiran di titik ini sangat berbeda dengan pikiran orang dewasa. Tahap praoperasional dapat dibagi dalam dua sub tahap : sub tahap fungsi simbolis dan sub tahap pemikiran intuitif.


a.                   Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtage)
            Subtahap Fungsi Simbolis (symbolic function subtage) ialah subtahap pertama pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira pada usia 2 hingga 4 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mengembangkan kemampuan untuk membayangkan secara mental suatu objek yang tidak ada. Kemampuan untuk berfikir secara simbolis semacam itu disebut “fungsi simbolik” dan kemampuan itu mengambangkan secara cepat dunia mental anak. Anak-anak kecil menggunakan disain coret-coret untuk menggambar manusia, rumah, mobil, awan, dan lain-lain.

b.                  Subtahap Pemikiran Intuitif (intuitive thought subtage\
            Subtahap Pemikiran Intuitif adalah subtahap kedua pemikiran praoperasional yang terjadi kira-kira antara usia 4 dan 7 tahun. Pada subtahap ini anak-anak mulai menggunakan penalaran primitive dan ingin tahu jawaban atas semua bentuk pertayaan. Piaget menyebut periode waktu ini sebagai “intuitif” karena anak-anak usia muda tampaknya begitu yakin tentang pengetahuan dan pemahaman mereka, tetapi belum begitu sadar bagaimana mereka tahu apa yang mereka ketahui itu.      Maksudnya mereka mengetahui sesuatu tetapi mengetahuinya tanpa menggunakan pemikiran rasional. suatu contoh kemampuan penalaran anak-anak kecil ialah kesulitan menaruh benda-benda ke dalam kategori- kategori yang tepat. Misalnya ketika dihadapkan pada sekumpulan objek acak yang dapat dikelompokkan bersama atas dasar dua atau lebih sifat, anak-anak praoperasional jarang dapat menggunakan sifat ini secara konsisten untuk menyortir objek kedalam kelompok-kelompok yang tepat.
3.      Periode III:Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)
            Anak-anak mengembangkan kemampuan berfikir sistematis, namun hanya ketika mereka dapat mengacu kepada objek-objek atau aktivitas konkret. Kemampuan untuk mengurutan objek menurut ukuran, bentuk, atau ciri lainnya. Contohnya, bila diberi benda berbeda ukuran, mereka dapat mengurutkannya dari benda yang paling besar ke yang paling kecil. Proses pemikiran diarahkan kepada kejadian riil yang diamati oleh anak. Anak dapat melakukan operasi problem yang agak komplek selama problem itu konkret dan tidak abstrak.
4.      Tahap Operasional Formal (11- Dewasa tahun)
            Pada tahap ini anak-anak sudah dapat menghadapi situasi hipotetikal dan proses berpikir mereka tidak lagi tergantung pada hal-hal yang langsung dan riil. Pemikiran anak sudah semakin logis dan canggih, sehingga mereka dapat belajar menangani problem-problem yang ada.
2.4              Perbedaan Pencapaian taraf perkembangan kecerdasan
Beberapa perbedaan pencapaian taraf perkembangan kecerdasan adalah :
1.      Perbedaan Kognitif
            Kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan tehnologi. Setiap orang memiliki persepsi tentang hasil pengamatan atau penyerapan atas suatu obyek. Berarti ia menguasai segala sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya.
2.    Perbedaan Kecakapan Bahasa
            Bahasa merupakan salah satu kemampuan individu yang sangat penting dalam kehidupan. Kemampuan tiap individu dalam berbahasa berbeda-beda. Kemampuan berbahasa merupakan kemampuan seseorang untuk menyatakan buah pikirannya dalam bentuk ungkapan kata dan kalimat yang penuh makna, logis dan sistematis. Kemampuan berbahasa sangat dipengaruhi oleh faktor kecerdasan dan faktor lingkungan serta faktor fisik (organ bicara).
3.      Perbedaan Latar Belakang
            Perbedaan latar belakang dapat memperlancar atau menghambat prestasinya.
4.      Perbedaan Bakat
            Bakat merupakan kemampuan khusus yang dibawa sejak lahir. Kemampuan tersebut akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan rangsangan dan pemupukan secara tepat sebaliknya bakat tidak berkembang sama, manakala lingkungan tidak memberi kesempatan untuk berkembang, dalam arti tidak ada rangsangan dan pemupukan yang menyentuhnya.
5.      Perbedaan Kesiapan Belajar
            Perbedaan latar belakang, yang meliputi perbedaan sisio-ekonomi sosio cultural, amat penting artinya bagi perkembangan anak. Akibatnya anak-anak pada umur yang sama tidak selalu berada pada tingkat kesiapan yang sama dalam menerima pengaruh dari luar yang lebih luas.
6.      Perbedaan Tingkat Pencapaian
            Salah satu bentuk nyata untuk melihat perbedaan anak adalah dengan memeriksa hasil pencapaian dalam tes matematika standar. Tingkat pencapaian anak merupakan suatu fungsi yang menunjukkan nilai belajar anak. Murid dalam posisi puncak di suatu kelompok biasanya mampu belajar matematika dengan cepat, sementara murid dengan posisi terendah di dalam kelas biasanya merupakan pebelajar yang lambat. Pada posisi tengah-tengah, sekitar 50 persen diantaranya memiliki kemampuan yang merata dalam pencapaian matematika.
7.      Perbedaaan Lingkungan Keluarga
            Anak-anak berasal dari berbagai lingkungan keluarga. Anak dari keluarga berada dengan pendidikan yang memadai biasanya datang ke sekolah dengan latar belakang berbagai pengalaman lebih cenderung menjadi pebelajar yang cepat. Sebaliknya, anak yang berasal dari keluarga kurang mampu dan dengan latar belakang orang tua tanpa pendidikan cenderung menjadi pebelajar yang lambat.
Lingkungan keluarga selalu memberikan pengaruh terhadap sikap anak dalam menghargai matematika. Penelitian menujukkan adanya korelasi positif antara sikap anak terhadap matem
atika dengan sikap orang tua terhadap mata pelajaran ini.
8.      Latar Belakang Budaya dan Etnis
            Anak-anak juga berbeda diapandang dari segi latar belakang budaya dan etnis. Motivasi untuk belajar berbeda antara budaya yang satu dengan budaya yang lainnya, layaknya anak-anak tertarik dan menilai pencapaiannya dalam suatu pendidikan.

9.      FaktoPendidikan
            Faktor pendidikan mempengaruhi prestasi dalam bidang akademik. Anak-anak yang memperoleh hasil yang selalu efektif, penuh arti, sebagai contoh program matematika yang dianjurkan, cenderung berada di atas rata-rata dan menjadi pebelajar yang cepat. Murid yang memiliki sedikit pengalaman, seringnya mengikuti metode dri tanpa akhir untuk belajar teknik menghitung dan menghapalkan operasi dasar matematika biasanya mengalami kesulitan dalam memahami matematika dasar tahap lanjut.





















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari hasil diskusi dan perembukan dari kelompok kami dapat disimpulkan bahwa setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini memiliki perbedaan-perbedaan. Banyak keragaman sehingganya ada anak yang memiliki kelebihan dan ada pula kekurangan.
3.2 Saran
            Setiap manusia memiliki kesadaran bahwa walaupun kita memiliki perbedaan dalam kehidupan. Kita harus menghargai kehidupan orang lain. Karena setiap individu yang diciptakan oleh maha pencipta itu berbeda.

















Daftar pustaka

Alkaz, Mooza. 2010. Tingkat Kecerdasan anak. http://mooza-          alkaz.blogspot.com/2012/03/makalah-tingkat-kecerdasan-individu.html.com.           Diakses tanggal 22 Maret   2014

Sari, Novita. 2013. Apa yang di bawa bayi lahir.  http:// id.facebook.com/notes/dyah-        nosita-sari/apa-yang-di-bawa-bayi-lahir-. com Diakses tanggal 22 Maret        2014

Yanti, Abudi. 2012. Peran orang tua terhadap perkembangan anak. http://www.ibudanbalita.com/ Orang-Tua Memegang-Peranan-Penting-dalam-Tumbuh-Kembang-Anak. com. Diakses tanggal 22 Maret  2014



Tidak ada komentar:

Posting Komentar