Senin, 26 Mei 2014

Makalah Manajemen Waktu


BAB I
PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebelum memulai melakukan manajemen waktu, ada baiknya anda evaluasi terlebih dahulu apa yang telah anda lakukan selama ini dengan menjawab pertanyaan berikut: Pertama, lima kegiatan/aktivitas apa yang paling banyak menyita waktu anda (menonton tv, main PS, jalan-jalan ke mall, belajar, tidur, ngobrol, atau apa?). Kedua, jawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1)   Apakah anda mengestimasi berapa jam anda membutuhkan waktu untuk belajar setiap minggu?
2)   Apakah anda selalu tepat waktu dalam mengerjakan tugas?
3)   Apakah anda mulai mengerjakan tugas akhir/penulisan ilmiah pada awal semester?
4)    Apakah anda membuat daftar apa yang harus dikerjakan (to do list)?
5)   Apakah anda menentukan target tertentu untuk setiap periode studi?
6)    Apakah anda memulai belajar dengan mengerjakan tugas/pr yang paling sulit?
7)   Apakah anda menyelesaikan belajar anda selama jam produktif setiap harinya?
8)   Apakah anda terlibat aktif dalam kegiatan organisasi kemahasiswaan
9)   Apakah anda aktif dalam kegiatan kerohanian Kalau jawaban anda pada kuis di atas lebih banyak “Tidak” dari pada “Ya”, maka sudah saatnya anda melakukan manajemen waktu yang baru.
I.2. RUMUSAN MASALAH
  1. Bagaimana definisi waktu ?
  2. Bagaimana pengertian manajemen waktu ?
  3. Bagaimana aplikasi manajemen waktu bagi mahasiswa ?
  4. Bagaimana tips manajemen waktu ?
  5. Bagaimana strategi manajemen waktu mahasiswa ?
I.3. TUJUAN DAN MANFAAT
  1. Untuk mengetahui bagaimana definisi waktu.
  2. Untuk mengetahui bagaimana pengertian manajemen waktu.
  3. Untuk mengetahui bagaimana aplikasi manajemen waktu bagi mahasiswa.
  4. Untuk mengetahui bagaimana tips manajemen waktu.
  5. Untuk mengetahui bagaimana strategi manajemen waktu mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. DEFINISI WAKTU.
Waktu adalah besaran yang menunjukkan lamanya suatu peristiwa berlangsung. Sering dalam kehidupan sehari – hari waktu dibedakan dengan kronos ( kejadian peristiwa yang aka nada tiap saat ) dan kairos ( kesempatan tidak akan terulang ).
II.2. PENGERTIAN MANAJEMEN WAKTU.
Manajemen waktu merupakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan produktivitas waktu. Waktu menjadi salah satu sumber daya unjuk kerja. Sumber daya yang mesti dikelola secara efektif dan efisien. Efektifitas terlihat dari tercapainya tujuan menggunakan waktu yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan efisien tidak lain mengandung dua makna,yaitu: makna pengurangan waktu yang ditentukan, dan makna investasi waktu menggunakan waktu yang ada. Manajemen waktu bertujuan kepada produktifitas yang berarti rasio output dengan input. Tampak dan dirasakan seperti membuang-buang waktu dengan mengikuti fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
II.3. APLIKASI MANAJEMEN WAKTU BAGI MAHASISWA.
Membedakan Urgen Dan Importen
Menurut Steven Covey yang ditulis didalam bukunya yang berjudul First Things First dapat menjadi bahan acuan untuk membedakan antara Urgent Vs Important. Urgent merupakan area / domain waktu sedangkan important merupakan area target. Masih menurut Steven, ada 4 domain yang seringkali dapat membuat bingung antara urgent dan important, yaitu
1)   Ada tugas yang urgent dan important
Misal penyelesaian tugas akhir atau skripsi menjelang batas akhir, projek yang sudah mendekati deadline dan lain-lain.
2)   Ada tugas yang urgent tetapi tidak important Misal panggilan telpon atau sms, perbaiki atap bocor di musim hujan, dan lain-lain.
3)   Ada tugas yang tidak urgent tetapi important Misal perhatian kepada anak/keluarga, perencanaan projek, perencanaan keuangan keluarga, dan lain-lain.
4)   Ada tugas yang tidak urgent dan tidak important Misal menonton infotainment, bermain game, chatting/telepon yang tidak perlu, dan lain-lain.
Prioritas dan Bukan Hal prioritas adalah jika tidak dilakukan akan berdampak tidak baik bagi diri sendiri. Selain itu ada hal yang perlu kita ketahui untuk mengakomodir semua kebutuhan kita dalam perencanaan perlu kita mengetahu hal proiritas dan tidak. Yang di maksud dengan hal prioritas adalah sesuatu yang kalau tidak dilakukan akan memberikan dampak buruk bagi kita, sehingga hal ini adalah mendesak yang tidak bias ditunda. Sehingga dalam proses manajemen waktu perlu dilakukan identifikasi kebutuhan bagi mahasiswa untuk dimasukan dalam perencanaan sesuai dengan ukuran prioritas dan tidak seperti dalam. Beberapa kebutuahan mahasiswa dalam hal ini dapat dikelompokan menjadi 4 bagian besar :
1)        Kebutuhan Belajar ( peningkatan kecerdasan intelektual)
2)        Kebutuhan Kecerdasan Spiritual
3)        Kebutuhan Pengembangan Diri
4)        Pengabdian Masyarakat
II.4. TIPS MANAJEMEN WAKTU.
Berikut ini tips-tips yang mungkin berguna;
Tidak tergoda untuk mengerjakan hal-hal yang kecil tetapi menyita waktu. Kuncinya adalah disiplin didalam mengerjakan rencana yang tentunya sudah ada prioritasnya. Sesekali kita melakukan hal-hal kecil tersebut untuk menyegarkan pikiran, hal itu masih wajar tetapi jika sampai menyita banyak waktu atau berketerusan cobalah untuk kembali melihat tugas-tugas kita.
1. Gunakan alat bantu manajemen waktu
Sudah banyak dijual alat-alat bantu manajemen waktu seperti agenda, to do list, dan sebagainya. Dari yang berbentuk buku hingga alat elektronik seperti PDA, smartphone, tabletPC. Gunakan alat-alat tersebut, jangan ragu untuk menggunakannya karena alat-alat tersebut sangat membantu kita mengatur waktu.
2. Prediksi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
Ketika kita akan mengerjakan sesuatu atau ketika merencakan sesuatu, kita harus mengetahui kira-kira seberapa lama waktu yang diperlukan, sesuaikan dengan kemampuan kita dalam menyelesaikan tugas tersebut, jangan membuat prediksi yang tidak sesuai dengan kemampuan kita karena hal ini malah dapat menimbulkan masalah lain.
3. Mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan
Menetukan target waktu dan proses pencapaiannya dalam suatu rencana. Seperti pada point pertama, kita mengerjakan sesuai prioritas, kita harus mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan dan mana tugas yang harus dikerjakan terlebih dahulu dan mana yang bisa di tunda. Sediakan waktu untuk menyusun kembali rencana di pagi hari dan disiplinlah sesuai rencana-rencana tersebut.
4. Kita tidak bisa mengerjakan dua tugas dalam waktu bersamaan
Fokus, salah satu hal yang penting dalam manajemen waktu adalah fokus pada satu tugas. Kita tidak akan bisa mengerjakan dua atau lebih tugas sekaligus dengan tingkat perhatian yang sama, yang mungkin bisa dikerjakan adalah “multitasking” tetapi kita tetap mengerjakan satu hal pada satu waktu. Multitasking sebenarnya adalah suatu seni didalam melakukan delegasi wewenang dan tugas.
5. Hindarkan untuk terpaku pada lama waktu yang telah kita rencanakan
Ketika kita merencakan untuk menyelesaikan suatu tugas didalam waktu tiga jam (contoh 3 jam), hindarkan kita untuk selalu berpaku pada waktu 3 jam itu untuk menyelesaikannya, jika kita bisa menyelesaikannya dalam waktu 2 jam, akan lebih baik. Sehingga kita bisa melanjutkan untuk tugas selanjutnya.
6. Keep it simple
Tips manajemen waktu yang lain adalah selalu bersikap efisien. Jangan melakukan sesuatu yang bisa membuat rumit/susah  yang malah menghabiskan waktu. Jika suatu tugas dapat dibuat sederhana mengapa harus dibuat sulit, mudahkan maka kita akan menemukan waktu yang lebih banyak.
II.5. STRATEGI MANAJEMEN WAKTU MAHASISWA.
Menjadi mahasiswa kegiatannya pun bertambah selain menuntut ilmu, juga mengikuti berbagai aktifitas seperti kegiatan tambahan, organisasi kemahasiswaan, atau aktifitas yang lainnya. Interaksi sosial pun semakin bertambah juga seiring bertambah umurnya, mungkin sudah mulai memikirkan calon pasangan hidup, atau mencari peluang bisnis. Dengan berbagai aktifitas tersebut, tentu seorang mahasiswa harus pandai mengatur waktu, merencanakan kegiatan-kegiatan, dan bahkan banyak aktifitas yang menyita waktu sehingga target belajar pun gagal. 
Di makalah ini kita mengetahui strategi sukses manajemen waktu untuk mahasiswa agar mengatasi permasalahan tersebut.
1. Belajar dimulai dari subyek yang membosankan atau sulit terlebih dahulu. Alasannya adalah ketika kita dalam keadaan segar, informasi-informasi yang diperoleh akan cepat diproses sehingga kita bisa menghemat waktu. Selain itu akan lebih mudah mendapatkan semangat atau motivasi untuk mempelajari hal yang menyenangkan ketika keadaan kita sedang lelah daripada harus mempelajari hal / subyek yang membosankan.
2. Tentukan dan identifikasi waktu yang terbaik untuk kita, setiap hari apakah anda merasa termasuk seseorang yang “night person” atau “morning person”? Coba gunakan waktu terbaik yang anda miliki itu untuk belajar. Tentu saja belajar pada waktu terbaik itu setiap harinya, sehingga memungkinkan anda dapat menyelesaikan tugas didalam waktu yang lebih singkat.
3. Cukup dan Berkualitas, itulah kunci untuk tidur dan makan. Adakalanya ketika ada tugas membutuhkan waktu dan energi yang cukup banyak, kita melupakan atau mengabaikan makan atau tidur. Bahkan tidur pun kadang kala bisa dianggap sebagai “bank” didalam manajemen waktu, ketika harus selesaikan tugas yang belum selesai, waktu tidur pun diambil untuk menyelesaikan tugas. Hal seperti itu tidak efektif karena tubuh akan lebih membutuhkan energi yang lebih banyak untuk menyelesaikan tugas-tugas tersebut agar tidak kelelahan dan konsentrasi tetap terjaga.
4. Tempat atau lingkungan belajar yang kondusif Pastikan anda mendapatkan tempat belajar yang kondusif yang jauh dari gangguan, mungkin bisa di perpustakaan karena perpustakaan merupakan tempat baik untuk belajar tetapi perpustakaan jam operasinya terbatas.
5. Gunakan waktu menunggu. Ketika menunggu kendaraan atau transpotasi umum untuk pulang pergi kampus, waktu tersebut bisa dimanfaatkan untuk membaca atau ketika menunggu teman, selalu bawa catatan kecil atau ringkasan subyek kuliah, meskipun hanya satu paragraf.
6. Jangan lupa dan jangan tinggalkan rekreasi. Kuliah, bukan berarti harus belajar sepanjang masa, tetap harus mempunyai kehidupan sosial yang baik. Misal berkunjung ke teman atau mengerjakan hobi yang anda sukai.
Saat ini saya ingin kembali ke masa lalu saya yang indah, namun masa lalu saya telah hilang dimakan waktu dan kini waktu itu telah berubah menjadi mutiara dalam pribadiku (by amoye).
BAB III
PENUTUP
III. 1. KESIMPULAN
fungsi manajemen dalam mengelola waktu. Merencanakan terlebih dahulu penggunaan waktu bukanlah suatu pemborosan melainkan memberikan pedoman dan arah bahkan pengawasan terhadap waktu.
Tips Manajemen waktu
1)   Gunakan alat bantu manajemen waktu
2)   Prediksi berapa lama waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas
3)   Mengetahui kapan suatu tugas harus diselesaikan
4)   Kita tidak bisa mengerjakan dua tugas dalam waktu bersamaan
5)   Hindarkan untuk terpaku pada lama waktu yang telah kita rencanakan
6)   Keep it simple
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dexton.adexindo.com/artikel-jan09-1-tips-manajemen-waktu.html
Sumber:http://id.shvoong.com/business-management/management/1658500 manajemen-waktu/#ixzz0ZLlH8bMk
Sumber:
http://id.shvoong.com/exact-sciences/physics/2112613-pengertian waktu/#ixzz0ZLnUbYGb
http://www.f-buzz.com/2008/11/03/urgent-vs-important/
http://www.f-buzz.com/2008/12/10/strategi-sukses-manajemen-waktu-untuk mahasiswa/
Ati Harmoni. Manajemen waktu bagi mahasiswa.
www. yeamo.wordpress.com

Kegiatan Aspura Bidik Misi Gel.3 UNG










Laporan Praktikum 1 MIKROMETRI


PRATIKUM I
A.    Judul    : Mikrometri
B.     Tujuan : Mengukur panjang / lebar sel atau bagian sel
C.    Dasar  Teori
Mikrometer adalah alat  yang di gunakan untuk melakukan pengukuran sesuatu secara mikroskopis. Mikrometer yang banyak digunakan ada 2 macam yaitu mikrometer okuler dan mikrometer obyektif. (Moebadi, 2012)
Mikrometer okuler adalah suatu alat yang merupakan suatu keping kaca kecil dengan garis-garis sekali, yang jaraknya sama dan dapat di tempatkan dalam lensa okuler mikroskop. Pada beberapa mikroskop keping tersebut sudah di buat sedemikian rupa sehingga bersatu dengan susunan lensa okuler. (Moebadi, 2012)
Pada tipe yang lain, keping tersebut bisa di keluarkan dari susunan lensa okuler sehingga bisa di pakai pada lensa dari mikroskop tipe yang lain. Ada kemungkinan jarak antara keping dan lensa okuler dari suatu mikroskop tidak sama dengan mikroskop tipe lain sehingga setiap penggunaan keping mikrometer okuler untuk tipe lain harus di tera kembali.
Mikrometer obyektif penampakannya sama dengan kaca obyek biasa hanya mikrometer sudah di beri skala. Besar skala mikrometer obyektif sudah tertentu, yaitu 10 µm. Mikrometer obyektif dipakai untuk menera okuler mikrometer. Mikrometer merupakan suatu alat untuk mengukur benda-benda yang mikro atau kecil, tipis, yang memiliki ketelitian pengukuran yang lebih akurat.
Pengukuran melalui mikrometer meliputi mengukur ukuran sel, maupun diameter bidang pandang lensa obyektif. Manfaat ataupun relevansi dari mikrometri yaitu dapat diketahui jumlah sel pada setiap luas atau bidang pandang dapat digunakan untuk mengetahui konsentrasi sel dalam suatu sampel. Penggunaan mikrometer dapat membantu pengukuran struktur dalam yang sediaannya sudah disiapkan.
D.    Alat dan Bahan
1.      Alat :
a.       Mikroskop
b.      Lensa Okuler Mikrometer
c.       Lensa Obyek Mikrometer
2.      Bahan :
a.       Daun Zea mays
E.     Cara Kerja
I.    Persiapan
Menyediakan mikroskop dan memberi okuler mikrometer pada okulernya, serta menyediakan obyek mikrometer dan preparat yang akan diukur.
II.       Mencari Nilai Skala Okuler Mikrometer
1.      Mendekatkan atau menempelkan mata di atas lensa okuler, dan melihat apakah bayangan skala-skala okuler mikrometer sudah jelas.
2.      Menempatkan obyek mikrometer di bawah obyektif. Mencari bayangan yang jelas dari skala-skala obyek mikrometer tersebut, bersama-sama dengan skala okuler mikrometer tersebut.
3.      Membuat kedua bayangan skala tersebut sejajar dengan memutar okuler dalam tabungnya. Meletakan titik nol kedua skala tersebut sama tinggi dengan menggerakkan obyek mikrometer.
4.      Mencari bayangan garis skala kedua mikrometer tersebut yang berimpit (sama tinggi). Menghitung masing-masing bagian skala pada masing-masing mikrometer. Menghitung dari titk nol sampai garis skala yang berimpit tadi.
5.      Jarak sesungguhnya antara 2 garis skala obyek mikrometer diketahui (tertulis pada obyek mikrometer), jadi nilai skala okuler mikrometer dapat diketahui.
III.       Mengukur panjang / lebar atau bagian Sel
1.      Mengambil obyek mikrometer, dan menggantinya dengan preparat. Mencari bayangan preparat, kombinasi obyektif, okuler serta panjang tubus sama dengan waktu mencari nilai skala okuler mikrometer.
2.      Menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada bayangan preparat sedemikian rupa sehingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah panjang / lebar sel atau bagian sel yang diukur. Jumlah bagian skala dikalikan dengan nilai skala adalah nilai panjang atau lebar yang dicari.
F.     Hasil Pengamatan
1.      Lebar sel daun Zea mays


 
 







               Perbesaran  10 X 40
2.      Panjang sel daun Zea mays
 








  Perbesaran 10 X 40
Dalam praktikum mikroteknik untuk pengamatan bayangan skala okuler mikrometer, nilai skalanya yaitu : 6 mm, dan bayangan skala obyektif mikrometer, nilai skalanya yaitu : 30 mm. Pengamatan skala kedua lensa mikrometer tersebut, menggunakan mikroskop dengan perbesaran untuk lensa okuler yaitu 10 X dan perbesaran untuk lensa okuler juga yaitu 10 X. Untuk menghitung skala okuler yaitu :
Skala obyektif
1 Skala okuler =                                              x 0,01 mm
                                    Skala okuler   
Dan untuk skala yang nilainya dalam satuan millimeter (mm) sesuai aturannya harus diubah dalam satuan mikron (µ), sedangkan 1 mm = 1000 µ. Hasil perhitungan dari skala kedua lensa tersebut yaitu:
6 mm
1 Skala okuler =                            x 0,01 mm
                                    30 mm
                                          =  0,002  mm
     1000
= 2 micro
            Setelah itu saatnya mengukur bagian dari preparat Zea mays, maka di dapati bahwa ukuran panjang  yaitu 33 mm. Maka ukuran panjang butir tersebut, yaitu :
      Panjang Zea mays =  2 µ x  33  mm
                               =  2 µ x 0.033 µ ( di ubah dalam satuan mikro )
                               = 0.066 µ
Lebar Zea mays   = 2 µ x 20 mm
                              = 2 µ x 0.02 µ
                              = 0,04 µ
G.    Pembahasan
Mikrometer adalah alat  yang di gunakan untuk melakukan pengukuran sesuatu secara mikroskopis. Mikrometer  yang banyak digunakan ada 2 macam yaitu mikrometer okuler dan mikrometer obyektif.
Dari hasil pengamatan tersebut, dalam membaca skala okuler mikrometer dan obyektif mikrometer yaitu kedua lensa tersebut di cari bayangan yang jelas serta dibuat sejajar bayangan tersebut dengan meletakkan titik nol kedua skala tersebut sama tinggi atau yang berimpit, sehingga skala dari lensa okuler mikrometer dan obyektif mikrometer dapat dibaca atau di ketahui. Awalnya membuat kedua bayangan skala tersebut sejajar dengan memutar okuler dalam tabungnya, lalu meletakkan titik nol kedua skala tersebut sama tinggi dengan menggerakkan obyek mikrometer. Mencari bayangan garis skala kedua mikrometer  tersebut  yang berimpit (sama tinggi).  Selanjutnya dengan menghitung masing-masing bagian skala pada masing-masing mikrometer, serta menghitung dari titik nol sampai garis skala yang berimpit tadi. Jarak sesungguhnya antara 2 garis skala obyek mikrometer diketahui, jadi nilai skala okuler mikrometer dapat diketahui.
Pengamatan bayangan skala okuler mikrometer, nilai skalanya yaitu : 6 mm, dan bayangan skala obyektif  mikrometer, nilai skalanya yaitu :30  mm.
Pengamatan skala kedua lensa mikrometer tersebut, menggunakan mikroskop dengan perbesaran untuk lensa okuler yaitu 10 X dan perbesaran untuk lensa okuler juga yaitu 10 X. Dan untuk skala yang nilainya dalam satuan millimeter (mm) sesuai aturannya harus diubah dalam satuan mikron (µ), sedangkan 1 mm = 1000 µ. Hasil perhitungan dari skala kedua lensa tersebut yaitu:
6 mm
1 Skala okuler =                            x 0,01 mm
                                    30 mm
                                            =  0.02 mm
                                                 1000
  = 2 µ
            Oleh karena nilai skalanya mm diubah ke satuan µ, maka 1 skala okuler 0,02 mm menjadi 2 µ.
Selanjutnya dalam pengukuran bagian dari preparat  Zea mays, maka di dapati bahwa ukuran panjang dari Zea mays   yaitu  33 mm atau 0.033 µ . Caranya yaitu dengan menempatkan bayangan skala okuler mikrometer pada bayangan preparat sedemikian rupa sehingga arah bayangan skala itu sesuai dengan arah panjang / panjang lebar sel atau bagian sel yang diukur. Jumlah bagian skala dikalikan dengan nilai skala adalah nilai panjang atau lebar yang dicari.
Sehingga ukuran dari bagian panjang Zea mays tersebut yaitu hasil perkalian dari skala lensa dengan ukuran panjang butir tersebut, yaitu :
      Panjang Zea mays     =  2 µ x   33 mm
                                           = 2 µ x 0.033 µ
                                           = 0.066 µ
            Maka hasil akhir dari panjang  sel Zea Mays dalam mikrometri yang menggunakan alat dalam hal ini menggunakan preparat Zea mays yaitu berukuran 0.066 µ ( Mikro ).
H.    Kesimpulan
1. Mikrometri adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur panjang, lebar serta bagian-bagian sel.
2. Penentuan nilai skala okulerimikrometer dan obyekmikrometer ditentukanoleh banyaknya garis pada skala yang saling berimpit dan tergantung pada perbesaran mikroskop optiphot yang digunakan.
3. Pada perbesaran 10 X diperoleh kalibrasi 1 skala okuler = 0,002 mm, Pengukuran melalui mikrometer meliputi mengukur ukuran sel, maupun diameter bidang pandang lensa obyektif. Manfaat dari mikrometri yaitu dapat mengetahui jumlah sel, panjang / lebar atau bagian sel.

                                                                                                              









Daftar Pustaka
Moebadi. 2000. Dasar - Dasar Mikroteknik. Malang : Universitas Negeri Malang
Team Teaching Mikrotenik. 2011. Bahan Ajar Mikroteknik. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo
Team Teaching Mikrotenik. 2011. Penuntun Praktikum Mikroteknik. Gorontalo : Universitas Negeri Gorontalo